Friday, January 07, 2011

Cyber Love Adventure - Novel Traveling


Cyber Love Adventure - Novel Traveling

Dear friend,


“Cyber Love Adventure” adalah buku pertama saya yg bercerita tentang hubungan di dunia cyber dengan background perjalanan ke China.

Buku ini ditulis dengan maksud berbagi cerita dan pengalaman, tentunya akan ada kekurangan di sana-sini dalam penulisan atau penyajiannya --yang diupayakan se-ringan mungkin. Saya harap buku ini bisa menghibur teman-teman semuanya, bila ada bagian-bagian cerita yang menginspirasi, maka itu adalah bonus yang membahagiakan buat saya.


Saya persembahkan “Cyber Love Adventure” kepada teman-teman sekalian.

Selamat tahun baru 2011, semoga di tahun yang akan datang membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi kita semua. Amin.


Salam,

Risa

----------------------------------------------------------------------------------

S.I.N.O.P.S.I.S:


Byru bertemu dengan teman chatting berasal dari Cyprus. Bayaz --nama pria itu-- membuat Byru mulai merasakan keterlibatan emosi dalam berhubungan melalui internet. Sesuatu yang selama ini merupakan hal yang sangat diragukan oleh Byru bisa terjadi. Karena Bayaz, Byru mengenal Diamon dari Romania, Hellen dari Thailand, Akiko dari Jepang, Anniqa dan Litta dari Philiphina, yang terlibat cinta benang kusut dengan Bayaz cukup lama. Diantara mereka, tidak seorangpun pernah bertemu secara langsung atau face to face.


Keajaiban internet dalam hal komunikasi --yang mengakibatkan manusia-manusia di dalamnya bisa saling mencintai sekaligus berseteru-- cukup mengejutkan Byru yang selama ini skeptis. Terlebih lagi, pengalamannya bertemu dengan teman-teman baru yang dijumpainya di China, yang sebelumnya hanya dikenal melalui internet, membuat Byru memiliki frame berbeda dalam memandang hubungan antar manusia melalui internet.


Akankah Byru juga jatuh cinta dengan Bayaz? Sementara Byru telah memiliki Daren, pria asal USA yang telah menjadi kekasihnya selama dua tahun di dunia nyata, bukan di dunia virtual atau cyber. Dan mengapa Byru memutuskan untuk traveling ke China? Bagaimana dengan Daren? Semua jawabannya ada di “Cyber Love Adventure”.

----------------------------------------------------------------------------------

Virtual’s Insight No. 202

Jangan pernah main hati di dunia virtual / cyber, sampai benar-benar ada bukti otentik yang bisa dipegang. Seperti misalnya, pertemuan di dunia nyata secara face to face, scaning paspor atau id card berfoto yang sesuai dengan webcam, bicara dengan anggota keluarganya yang lain atau teman-teman dekatnya, mendapatkan telepon / sms rutin dari nomor yang sama, mengetahui jadwal rutinnya sehari-hari, dan hal-hal prinsip seperti itu.


Virtual’s Insight No. 203

Cinta segitiga atau segi banyak bisa terjadi di dunia virtual / cyber. Bila merasa emosi mulai terlibat, mawas diri perlu ditingkatkan. Mengetahui banyak karakter manusia maupun teknologi sangat membantu dalam berhubungan di dunia virtual / cyber.

-------------------------------------------------------------------------------------

Prolog

Tidak ada yang lebih membahagiakan, selain diterima dan dicintai. Karena Cinta dan kehangatan, bagaikan oase di padang pasir yang tandus.

Semua cerita kehidupan, kebanyakan dilatar belakangi oleh kisah cinta yang kerap unik, dengan berbagai skenario di dalamnya. Tidak terkecuali para petualang, dalam setiap perjalanannya, selalu saja ada percikan cinta yang mengiringi.

Kisah cinta, bagaimanapun, tetaplah bagaikan bunga indah semerbak yang mewarnai, dan memberikan sensasi akut, dalam kehidupan manusia.

Mungkin, tidak perlu memaksakan diri untuk mengerti apa arti cinta, cukup dinikamti, dirasakan, diterima dan disyukuri saja. Maka kemungkinannya, cinta justru akan menjadi lebih menawan.

Jakarta, 16 Oktober 2010

-------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Byru

Byru Bening, seorang wanita anti kemapanan, yang kerap merasa tidak nyaman dengan kestabilan semu dalam kehidupan. Kegiatannya sebagai seorang freelancer untuk memfasilitasi kehidupan finansialnya, dianggap terlalu beresiko bagi sebagian besar orang-orang disekitarnya. Byru, bisa dipastikan segera meloncat dalam situasi tanpa kejelasan, bila dirinya sudah merasa terlalu nyaman dalam kondisi tertentu.

Terkadang, Byru juga jualan konsep atau proposal atau tulisan apapun yang diakui para “pemalas berijazah”, sebagai hasil keringat dan pemikiran mereka, dengan mentransfer sejumlah nominal ke rekening Byru sebagai service fee.

Traveling ala backpacker, atau istilah Byru “nge-gembel”, adalah bentuk meditasi yang dipilih Byru bila merasa penat dengan kehidupan yang mulai membuatnya sulit bernafas.

Bila belum sempat mengangkat ransel, yang biasanya karena deadline terkutuk --namun selalu dirindukannya, karena beraroma sejumlah transfer ke rekeningnya, serta diperlukan untuk men-support kehidupan finansialnya-- maka Byru berselancar di dunia maya untuk sekedar membunuh rasa bosan.
Byru menggunakan nickname id “notiangel” di dunia maya.

-------------------------------------------------------------------------------------


Judul buku : Cyber Love Adventure

Penulis : Risa

Cetakan Pertama : Des 2010

Tebal : 389 halaman

S i z e : A5

ISBN : 978-602-95811-2-6

Harga : Rp. 35.000,-

website : www.bluesaphier.com

b l o g : www.bluesaphier.blogspot.com

e m a i l : bluesaphier@gmail.com

YM + Skype : bluesaphier_risa


Terima kasih kepada semua yg sudah membaca & membeli buku saya, juga kepada semua yg mendukung saya... I love you all :-)

Thursday, December 16, 2010

Cyber Love Adventure_Part 22_Clementi, Singapore


Ini adalah bagian dari novel "Cyber Love Adventure"

Selasa, 9 February 2010

Pukul 5 subuh waktu Singapore, Byru minta izin untuk ke toilet dan menitipkan backpack-nya kepada Simon. Byru ingin mencuci muka dan gosok gigi. Ini ritual lumrah, namanya juga backpacker, engga mandi tiga hari itu biasa. Byru menghabiskan waktu sekitar 10 menit di toilet, kemudian kembali. Yang lain tampak sudah bangun meski masih kriyep-kriyep. Sekarang giliran Simon, Sheraz dan Fadil yang ke toilet. Julie masih berusaha mengumpulkan nyawa, sementara Audy meski matanya terbuka lebar, tapi bahunya tidak meninggalkan sandarannya pada backpack.

“Pukul berapa sekarang, Byru?” Tanya Julie dengan suara yang lebih ngebas dari biasanya. Suara khas bangun tidur. Byru menyebutnya sexy sleepy voice.

“5.16.” Jawab Byru singkat.

Well, oke, 15 menit lagi MRT mulai opersi ya?”

“Ok, kalau begitu kita harus buru-buru.” Julie bangkit. “Ayo Audy, kamu mau ke toilet, tidak?” Julie menggapai lengan Audy, mengajaknya bangkit. Dengan malas Audy ikut bangkit, kemudian beriringan menuju toilet, meninggalkan Byru sendirian.

“Hey, bisakah kalian menunggu sampai mereka datang? Backpack kalian terlalu banyak, bagaimana menjaganya?”

Don’t worry, mereka sudah selesai.” Julie menyahut tanpa menoleh. Dari kejauhan tiga pria dari tiga negara jalan beriringan menuju ke arah mereka.

Setelah mengisi perut sekedarnya di Cafe Hanis yang menyediakan menu murah meriah dan cita rasa lumayan, mereka bergegas menuju subway. Sebenarnya, di sekitar ada beberapa alternatif pilihan, ada Mc Donald dan tempat makan lainnya, tapi rasanya semua sepakat untuk menghindari fastfood selagi bisa. Cafe Hanis menyediakan menu rumahan seperti sandwich, mie siam, nasi goreng, bihun, roti bakar dan yang semacam itu. Selain itu harganya sangat jauh di bawah Mc Donald.

Mereka mengambil MRT yang ke arah Tanah Merah di jalur hijau atau East West Line untuk sampai di Clementi. Lokasi memang sedikit jauh dari pusat kota, namun berkat transportasi canggih ini, jarak seperti bukan menjadi penghalang. Dalam waktu sekitar 30 menit, mereka sudah sampai di Clementi.

Zach, teman Simon sudah menunggu di stasiun Clementi. Pria berusia 25 tahun dan penuh senyum, memancarkan keramahan serta persahabatan yang tulus. Setelah berkelok-kelok dengan berjalan kaki, rombongan dari berbagai negara yang bertemu di jalan, sampai ke apartemen Zach.

Begitu masuk ke apartemen Zach, rombongan backpacker atau yang mengaku backpacker itu --termasuk Byru-- segera membersihkan diri bergantian secara kilat. Zach ber chit-chat sebentar dengan Simon dan Julie, bernostalgia tentang masa lalu mereka. Kemudian menunjukan peta kepada Simon dan lainnya.

Byru yang telah memutuskan hanya akan mengekor tidak berminat untuk ikut membuat rencana, Zach yang baik hati dengan ramah meminjamkan PC nya untuk akses internet. Seperti dugaannya, email dari Anniqa ada dalam inbox-nya.

From: anniqa@mail.com

Subject: Hellen Confirmation

To: notiangel@mail.com

Hi, aku baru saja membaca email dari kamu, engga masalah kamu bilang ke Hellen tentang chatting tersebut, juga mengirmkannya ke Bayaz dan lainnya. Aku tahu itu konyol, tapi bagaimanapun, Bayaz tetap sama saja. Ini email aku untuk Bayaz setelah aku menerima email dari kamu.

---------- attachment ---------

Anniqa: Aku dapat email dari Notiangel, tolong dibaca, kenapa kamu engga bilang kalau kamu add dia lagi? Dan apa maksudnya dia bilang kamu add dia dengan id baru kamu?

Bayaz: Dia nge-block dan men-delete aku, tapi aku engga nge-delete dan nge-block dia, aku cuma men-delete atau nge-block kamu saja kadang-kadang.

Anniqa: Aku kan sudah bilang, kalau Notiangael itu selalu copy-paste apapun yang dibicarakan dan mengirimkannya kepada semua orang. Berbohong, apapun alasannya adalah hal yang buruk, jadi kalau kamu tidak bisa berkomitmen dengan apa yang kamu katakan, harusnya kamu jangan pernah menjanjikan apa-apa ke dia.

Anniqa: Semalam aku tanya sama kamu, apakah kamu masih suka sama Notiangel? Karena sepertinya kamu gigih sekali mempertahankan dia, meskipun bagi dia kamu hanyalah bad guy. Hal terbaik buat kamu adalah, lupakan Notiangel seperti yang dia lakukan ke kamu dengan men-delete dan mem-block kamu. Kamu harusnya melakukan hal yang sama ke dia.

Dr. Anniqa

General Dentistry and Orthodontics

Angeles City Philippines

Brandywine,Md. USA

Attachment terbodoh yang pernah Byru terima. Byru membalas email Anniqa. Attachment itu jelas-jelas melemahkan posisi Anniqa dan menguntungkan Byru. Dan dengan penuh keyakinan, Anniqa ikut-kutan Byru meng-cupture pembicaraan tersebut tanpa edit. Berharap kredibilitasnya sebagai tukang bohong bisa hilang dengan meng-capture pembicaraan, tapi sayangnya isi pembicaraan tersebut justru membuat Anniqa semakin tampak konyol.

Subject: Fw: Hellen Confirmation

From: notiangel@mail.com

To: anniqa@mail.com

Cc: bayaz@mail.com, diamon@mail.com, hellen@mail.com, litta@mail.com

Teman-teman, ada yang bisa bantu aku untuk menterjemahkan ini? Bahasa Inggris aku kurang bagus, jadi kalau ada yang bisa translate ke bahasa Philiphina atau Cyprus, aku akan berterima kasih sekali. Karena hal itu mungkin akan memudahkan dalam mengerti apa yang aku maksudkan.

  1. Cinta tidak akan terbentuk dengan kecurangan atau kebohongan. Cinta akan tumbuh dengan kejujuran dan penghargaan (respect). Cinta adalah kebaikan, dan kebaikan, tidak akan pernah bercampur dengan keburukan. Seperti minyak tidak pernah bersatu dengan air.
  2. Cinta bukan berarti bagaimana menemukan seseorang dimana kamu harus hidup dengannya, tapi bagaimana kita tetap dapat hidup dengan atau tanpa dia. Sebab, cinta tidak dapat di paksakan, apalagi dengan kebohongan atau kecurangan.
  3. Cinta bukan berarti membuat pasangan kita terjebak dalam kebodohan atas nama “cinta” tetapi, bagaimana membuat pasangan kita nyaman saat bersama.
  4. Cinta bukan berarti saling ‘membunuh’ orang lain yang juga mencintai pasangan kita atau dicintai oleh pasangan kita dengan menghalalkan segala cara, tetapi mau melihat kenyataan dan jujur kepada diri sendiri serta mendukung orang yang kita cintai untuk meraih kebahagiannya, bukan memaksakan kehendak kita dan mengabaikan kebahagiaan pasangan.
  5. Dan cinta, harus didasari dengan niat baik dari hati yang paling dalam. Bila merasa tidak memiliki hati yang dan niat baik, sebaiknya jangan pernah bicara tentang cinta, karena itu pasti hanyalah kebohongan. Dan pada saat itu, maka cinta akan membunuhmu.

Ini adalah kata-kata bijak yang aku sukai, semoga kalian juga suka:

"Look not from the mind, but from the soul. For the life that is coming is already before us, waiting to open up the world just look more closely. Find the eyes to see."-from d first insight-

Believe in your self, in the power you have... to control your own life day by day. Believe in the strength, that you have deep inside and your faith will help show you the way. Believe in tomorrow and what it will bring let a hope full heart carry you through for things will work out if you trust and believe there no limit to what you can do! The sky the limit..

Setiap orang, bisa saja berbohong atau berlaku curang atas nama cinta kepada semua orang, tetapi, percayalah, dia tidak akan pernah bisa menyembunyikan kecurangan atau kebohongannya kepada diri sendiri. Dan suatu saat nanti, entah bagaimana, kebenaran akan tetap terungkap. Maka berhati-hatilah. Tidak ada persahabatan sejati, bila tidak dibangun di atas fondasi yang disebut “respect”.

Selesai dengan Anniqa, Byru segera sign out, kemudian ikut mendengarkan rencana perjalanan mereka. Setelah bicara panjang lebar dan disesuaikan dengan kondisi, maka diputuskan untuk menuju Merlion, bagaimanapun rasanya kurang mantap kalau ke Singapore tanpa mengunjungi singa aneh berbadan ikan, landmark atau lambang negara Singapore yang terkenal itu. Kadang-kadang Byru berfikir, Singa yang kelihatan maskulin, mengapa memilih ikan yang tampak feminim, sebagai badan yang menyangga kepalanya? Mungkinkah filosofi dari negara Singapore itu lemah lembut seperti ikan namun garang seperti harimau? Byru membiarkan pikiran liarnya berkelana tak menentu. Dan Byru juga tidak berminat mencari tahu jawabannya.

Setelah dari Merlion mereka akan mengeksplorasi daerah tersebut sampai ke Esplanade dan Raffless Place, dan semuanya sepakat tidak masuk ke City Hall untuk berlama-lama kecuali hanya lewat saja. Buat apa? Tidak seorangpun diantara mereka berminat untuk belanja di sana. Terlalu mahal. Setelah mengambil beberapa shoot sebagai kenang-kenagan di area tersebut, mereka akan meneruskan ke Bugis Street. Audy berniat membeli beberapa asesoris di Bugis Street. Sementara yang lainnya belum tahu apakah akan memberi barang di Bugis Street atau di China Town.

Makan siang rencananya akan dilakukan di Little India, bagi Byru, Fadil dan Audy, penting untuk mendapatkan makanan halal, dan Little India menyediakan banyak alternatif makanan halal yang murah. Rojak ala India yang seperti batagor adalah favorit Byru. Nasi briyani atau nasi lemak juga ada. Banyak pilihan di sekitar Little India.

Selesai makan siang, dengan melewati jalaur ungu atau North East Line, mereka akan melanjutkan ke China Town. Harga barang-barang di China Town sama saja dengan di Bugis Street. Mungkin variasinya lebih banyak di China Town. Dan bisa dipastikan, akan ada perburuan barang-barang oleh-oleh juga disini.

Dari China Town, Byru akan kembali ke Clementi dengan menggunakan jalur ungu atau North East Line dan berhenti di stasiun Outram Park untuk pindah ke jalur hijau atau East West Line dengan tujuan Clementi untuk mengambil backpack-nya. Sementara yang lainnya tetap di jalur ungu atau North East Line meneruskan sampai Harbour Front menuju Sentosa Island. Dari Clementi, Byru akan kembali ke Changi Airport dan meneruskan perjalanan ke Kuala Lumpur.

Setelah sepakat dan mengerti rencana perjalanan hari ini, semua bersiap-siap berangkat. Zach mengantarkan sampai ke stasiun Clementi dan mengingatkan untuk menelpon bila perlu bantuan. Zach tidak bisa mengantar karena sudah terlanjur punya acara dengan teman-teman kantornya.

Lover’s Insight No. 108

Cinta bukan berarti menghalalkan segala cara untuk mendapatkan orang yang kita cintai.

Virtual’s Insight No. 205

Bila ditemukan kebohongan dengan modus operandi yang senada seirama, alias mirip selama setidaknya dua kali dalam waktu tidak kurang dari lima kali percakapan, pasang alarm siaga satu, di kepala dan di hati. Kalau kegiatan chatting ingin diteruskan, silahkan saja. Tapi ingat, untuk tidak menganggap serius apapun yang diucapkannya. Tidak peduli meskipun chattingnya bertaburan kata-kata romantis dan janji-janji surga. Aturannya tetap : Aku perlu bukti, bukan janji! Paham, saudara-saudara?


bluesaphier


Tuesday, December 16, 2008

I love you Cinta

Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan… sampai-sampai tidak tau lagi mana yang prioritas… seolah semuanya prioritas. Pusing!

Telepon dari nomor GSM berbunyi, “Ya, ada yang bisa dibantu?” menjaga nada suara tetap stabil dan seramah mungkin sambil usaha keras untuk tetap fokus pada pekerjaan. Coret sana-coret sini, buat table, buat catatan, dan lain sebagianya. “Ya, baik, kami akan konfirmasikan secepatnya ya, nomor telepon yang bisa di hubungi berapa?” mencoba menutup pembicaraan secepat mungkin. “Baik, terim…..” telephone dari nomor CDMA sekarang juga berdering,
“…a kasih. Selamat siang!”

Dilayar berkedip-kedip nama Cinta anakku yang baru berusia 8 tahun. GSM ditutup untuk menyambut CDMA, ”Ya sayang, ada apa?” tetap sambil mengerjakan segala hal yang bertebaran di depanku, data, informasi, potongan-potongan post it warna-warni yang menuntut perhatian dengan stabilo warna-warni pula, yang menginformasikan skala prioritas yang semakin tidak jelas urutannya.
”Aku tadi dimarahin lagi sama bu guru bunda.” ada sesak memalu di dalam hatiku.
”Kenapa sayang? Bu guru tidak mungkin memarahi kalau tidak ada sebabnya kan?” Aku mencoba untuk tidak memihak sekaligus mengajari Cinta anakku untuk bersikap netral sebelum mengetahui persoalan yang sesungguhnya.
”Aku tidak bisa mengerjakan ulangan bunda. Aku dapet nilai 3.”
”Apa yang sulit sayang? Waktu pelajaran di kelas tidak tanya bu guru?”
Aku juga tidak akan menghakimi sebuah nilai diatas kertas begitu saja.
”Aku takut bunda, bu guru marah-marah terus. Aku di pindahkan duduk sama Vony, dia nakalin aku terus, ngambilin pensil dan penghapus aku. Buku catatan aku di coret-coret. Kakiku di injek.” Aku kaget mendengar penjelasan dari Cinta. Ini keluhan ketiga kalinya tentang kemarahan ibu guru dan kenakalan Vony kepada Cinta anakku. Tapi aku masih terus berusaha untuk tidak emosional.

Sejak aku menghentikan les privat di rumah bu guru tersebut anakku selalu mendapat nilai di bawah 5, dan sering dimarahi di muka kelas, sementara keadaan anakku pasti semakin tidak nyaman dengan dipindahkan duduk bersama anak yang paling usil di kelas, Vony. Akhirnya Cinta semakin takut sekolah, dia bilang lebih baik bantu bunda jagain toko bersama bi Nunik kalau bunda ke kantor daripada sekolah. Aku miris sekali. Aku bukan ingin mengirit biaya pendidikan, tapi bagiku,
Cinta harus juga punya waktu bermain selain belajar di sekolah, dia baru 8 tahun, aku tidak ingin masa kanak-kanaknya terampas di sekolah dengan alasan pendidikan. Ini masa-nya bagi dia untuk bermain disamping belajar. Bukan hanya belajar teori dan belajar angka saja, Cinta perlu belajar hidup.

Tentu aku ingin Cinta menajdi anak yang pandai, tapi bukan hanya pandai di atas kertas namun egois dan merendahkan kawan-kawan ataupun lingkungannya, Cinta juga harus belajar berbagi dan bersosialisasi dengan bermain bersama teman-teman sebaya untuk bisa mengenal lingkungannya dengan baik. Tapi rupanya si ibu guru merasa income-nya berkurang, dan dengan kekuasaannya mengitimidasi muridnya yang tidak mengambil les privat dengan nilai buruk dan akan terancam tidak naik kelas. Guru mengintimidasi murid yang berusia 8 tahun? Guru macam apa? Pendidik macam apa? Tapi aku Cuma bisa mengadukannya ke kepala sekolah, dan akibatnya anakku semakin terintimidasi. Aku jadi serba salah. Aku berencana memindahkannya ke sekolah lain, tapi biayanya mahal sekali. Aku harus menabung dulu. Aku masih banyak keperluan untuk dibayarkan, dan kami bukan keluarga kaya.

Waktu pertama kali Cinta mengadukan hal tersebut kepadaku, aku Cuma bilang, ”Sayang, hidup ini pada kenyataannya tidak akan selalu baik setiap hari. Ada saat-saat dimana kita harus bisa menerima keadaan sambil bertahan. Bunda tau kamu sedih, tapi saat ini bunda mohon untuk bersabar ya, katakan pada bunda apapun yang kamu alami di sekolah, bunda akan bantu semampu bunda, dan bunda minta ke ikhlasan kamu untuk bersabar, ya sayang!” Cinta hanya mengangguk sambil mengusap air matanya dan memelukku. Aku memang tidak mengeluarkan air mata, namun hatiku berdarah pada saat itu. ”Bunda macam apa aku ini? Tidak mampu melindungi kebahagiaan buah hatinya sendiri?” teriakan keras di dadaku menghantam ulu hatiku dengan dahsyatnya.

Suara Cinta disebrang sana memecah lamunanku
”Bunda, tapi aku sudah engga nangis lagi di kelas. Seperti yang bunda bilang, aku akan sabar dan tidak menagis de depan mereka. Aku ingin disayang Tuhan, jadi aku tidak menangis, apa aku sudah sabar sekarang bunda? Apa Tuhan akan sayang sama aku bunda?”

Siapa yang tidak miris mendengar buah hatinya bicara seperti itu?
”Ya sayang, Tuhan sayang dan cinta sama kamu, makanya kami memanggilmu Cinta, karena Tuhan dan kami semua sayang dan Cinta kamu nak.”

”Lila.... dipanggil bu Farah ke ruangan untuk meeting program!” Anne memberikan notes ke mejaku. Aku hanya mengangguk.

”Maafkan bunda sayang, sekarang bunda harus meeting, bunda usahakan pulang cepat hari ini ya, kamu jangan lupa makan dan tidur siang ya sayang. I love you Cinta.”

”I love you too bunda.” dan klik! Telepon di tutup, aku bergegas menuju ruangan bu Farah.

”Bagaimana progress untuk program yang minggu depan? Konsepnya sudah bisa di klarifikasi dengan media kan?” bu Farah bicara langsung pada inti persoalan.

”Ya bu, untuk program tidak ada masalah yang terlalu significant, hanya untuk publikasi kita sepertinya akan keteteran, kecuali kita melakukan manuver di media TV dan radio setiap hari... itu artinya pembengkakan budget sampai dengan sekitar 200% untuk publikasi, waktunya hanya seminggu lagi... kita tidak punya banyak pilihan, kecuali kita mau mengambil resiko acaranya sepi pengunjung. Dalam program yg dipersiapkan dalam waktu yang sempit salah satu resikonya memang pembengkakan budget, atau meminimalisasikan konsep menjadi sederhana. Saya kembalikan kepada ibu untuk memutuskan.”

”Ya Lila, kita akan coba cari solusi terbaiknya...” handphone di atas meja bergetar, bu Farah menyambutnya, ”Sebentar Lila, dari Catleya di Paris.” Catleya yang berusia 10 tahun adalah anak bu Farah yang sedang berlibur di Paris di tempat nenek mereka bersama adiknya Charles 7 tahun. Liburan kali ini bu Farah tidak menemani anak-anaknya berlibur karena ada banyak proyek yang harus di tangani, jadi mereka berlibur bersama suster dan pengawalnya saja.

Tiba-tiba wajah bu Farah berubah murung dan sedih, entah apa yang disampaikan Catleya dan Charles di seberang sana,
”Ya nak, mama akan bicara dengan bu guru ya... mama juga akan kirim pulsa segera. Mama kangen, sampai ketemu minggu depan ya, mama janji akan selesaikan. Mama sayang kalian, baik-baik disana ya, salam untuk nenek.”

”Catleya baru dapat informasi dari sahabatnya kalau kenaikan kelas kali ini mereka tidak sekelas, di tambah lagi guru wali kelasnya adalah guru yang tidak disukainya. Jadi dia sedih dan tidak mau sekolah setelah liburan ini.” Bu Farah memberi penjelasan kepadaku.
”Sebentar ya, saya akan telpon sekolah Catleya dulu.”

Aku mengangguk takzim ”Silahkan ibu.” Jawabku kalem penuh empati. Aku mengerti keadaannya, karena kami memiliki persoalan yang hampir sama. Bu Farah bicara ditelpon dengan seseorang diseberang sana yang ku yakini salah satu guru atau kepala sekolah Catleya.

”Ya bu, tapi bagaimana mungkin anak saya bisa belajar dengan baik bila dia tidak bahagia? Dia akan tetap bersosialisasi meski sekelas dengan sahabatnya. Saya akan pastikan itu!” Aku terkejut karena bu Farah menangis, aku sampai bingung harus melakukan apa, suaranya semakin meninggi, aku hanya duduk terpaku, dan tiba-tiba Mr. Ditter suami bu Farah yang ada di ruangan sebelah menghambur masuk ke dalam ruangan bu Farah, terkejut melihat keadaan bu Farah yang menangis, Mr. Ditter berfikir akulah yang menyebabkannya, matanya menatapku dengan penuh tanda tanya, tapi kemudian bu Farah menceritakan sambil tetap membiarkan telepon tersambung.

”Sudah! Pindahkan saja Catleya ke sekolah lain bersama sahabatnya, untuk apa sekolah ditempat yang tidak bisa membuat murid-muridnya bahagia pergi ke sekolah? Guru macam apa yang membuat hati muridnya sedih saat sekolah. Alasan apa itu supaya Catleya bersosialisasi dengan teman-teman lainnya. Memangnya kalau Catleya tetap sekelas dengan Tania mereka tidak bersosialisasi? Huh alasan yang dibuat-buat! Sudah pindah saja!”

Diam-diam aku menyingkir, aku rasa mereka perlu privacy. Jadi aku pergi dan mereka menutup pintu ruangan. Jadi kurasa keputusanku untuk meninggalkan ruangan adalah tepat. Entah apa yang kemudian terjadi di dalam.

Saat itu aku hanya termenung, memikirkan telepon dan keluhan anakku Cinta, memikirkan saranku untuk Cinta agar bertahan dan menerima keadaan yang buruk menimpa dirinya di sekolah karena keterbatasan kami. Memikirkan betapa mudahnya bagi bu Farah dan Mr. Ditter memindahkan anak-anaknya ke sekolah lain yang biayanya ratusan juta rupiah untuk membuat anak-anak merekia tetap bahagia di sekolah...

Apakah aku bukan seorang ibu yang baik? Apakah aku telah membuat anakku tidak bahagia? Apakah aku tidak memperjuangkan kebahagiaan anakku dengan maksimal?
Entahlah... namun yang aku tahu... hidup memang tidak selalu indah... anak-anak juga perlu belajar jujur dalam hidup... jujur bahwa ada hal-hal yang tidak selalu menyenangkan dalam kehidupan ini untuk mereka hadapi... jujur menghadapi kenyataan... untuk bisa belajar menerima kebaikan dan keburukan dengan sama mesranya...

I love you Cinta... semoga kamu tau.. bunda sayang kamu.. dengan segala keterbatasan yang bunda miliki...

Kita berbeda dengan mereka Cinta... kita harus punya cara sendiri untuk bisa bertahan hidup... karena kita bukan mereka... Tuhan akan menyayangimu Cinta.. karena kamu anak bunda yang sabar... Tuhan mencintaimu Cinta... kami mencintaimu Cinta.. dan kami akan tetap mengajakmu terus belajar untuk hidup... dengan kapasitas yang kita punya.

I love you Cinta...

Love,

Bluesaphier

read in english

back to blueSaphier’s blog



Kampung Girl by Uncle JC :p

Sumpah, kocak banget...! I can't stop laughing, so funny & creative parody music... Hwakakakak... Uncle JC is bule gilllaaaa.....